Pernah nggak sih kamu merasakan bosan hidup? Akhir-akhir ini hidup saya hampa banget, nggak tahu kenapa. Tapi saya berpikir ulang, kalau saya bosan sekarang berarti saya tidak setia kepada Allah SWT yang ngasih saya kehidupan lebih dari hari ini. dan ternyata pikiran itu semakin membuat saya suntuk, barangkali saya sedang dikelilingi setan waktu itu.
Belum lagi teman saya ngajak berantem (tentunya bukan arti sebenarnya) mengenai peristiwa 4 November kemarin. Hey, hey, hey, saya sedang sibuk-sibuknya menyusun proposal skripsi, ngelab tiap hari, nggak sempat nonton tivi, teman saya itu menggebu-nggebu ngajakin demonstrasi. Atas nama agama, katanya. Kitab suci kita dihina, katanya. Saya akhirnya menelusuri isu itu, tentunya berusaha mencari warta yang netral, dan kemudian saya punya pemikiran lain yang sama sekali berbeda dengan teman saya itu. Saya muak tiap saat dikirimi gambar-gambar dan video provokasi oleh dia, saya bilang saya muak, dia bilang saya tidak beriman.
Semudah kontrol A kemudian Del. Amarah saya dipancing. Saya seratus persen ilfeel dengan teman saya itu. Tapi, apakah pertemanan kita akan berakhir hanya karena kita beda pendapat seperti itu? Sampai-sampai pikiran terburuk saya berkelebat, dia menjaga hubungan kami supaya dia tidak kehilangan pengikut, jadi dia bisa mempengaruhi saya dengan alirannya yang semakin tidak saya kenali dari dirinya. Ah, seandainya begitu saya benar-benar ingin melupakan orang itu. Tapi orang pelupa saja tidak mudah melupakan kenangan.
Teman saya itu tidak berhenti memprovokasi, saya semakin sebal dan merasa puas ketika saya berjalan di atas jalan yang berlawanan dengan dia. Alih-alih membaca atau melihat video yang dia kirimkan ke saya, saya langsung menghapusnya dan sabtu malam (5/11) saya pergi nonton konser. Tapi memang acara nonton konser ini sudah saya rencanakan lama bareng Erlyna. Guest star-nya adalah White Shoes and The Couples Company. Awalnya saya melihat band ini di Youtube sekitar dua tahun yang lalu, lagi asik-asiknya muter-muter lagu-lagu indie. Saya langsung jatuh cinta dengan grup musik satu ini, karena saya orangnya baik dan suka berbagi. Saya racuni Erlyna, huahahahahaha.
By the way, acara ini acaranya Urban Gigs. Saya nggak tahu pasti tentang event ini, yang saya tahu acara ini disponsori produk rokok, dan sering ngundang band-band atau musisi indie yang keren-keren, dan tentu saja, gratis ehehe. Jujur, setiap mendengar musik-musik WSATCC ini saya merasa bahagia, nggak tahu kenapa. Musiknya asik, keren, dan classy. Pokoknya bikin bahagia deh.
Dengan pikiran suntuk, saya dan Erlyna malam itu ke Lembah Dieng (acaranya diadain di sana sih). Saya sama Erlyna berangkat jam 8 malem, nyampe sana masih Christabel Annora yang tampil. WSATCC sendiri on stage jam 9-an. Nggak ada kata lain selain keren. Saya bisa melihat idola saya secara langsung yang dulunya nggak pernah saya kira soalnya mereka sendiri lebih sering manggung di luar negeri. Asli, mereka keren. Mendengar lagunya, saya merasa bahagia. Menyanyi bersama mereka secara langsung, saya lebih bahagia lagi. Alhamdulillah.
Sebelumnya saya belum pernah nonton konser sampai sebahagia ini. atau melakukan hobi sampai merasa sebahagia waktu nonton mereka. Saya berencana mau nonton mereka setiap ada kesempatan, tapi saya mencoba meredam supaya tidak menjadi ambisi dan menyakitkan kalau saya tidak bisa melakukannya. Lagu-lagu yang dibawain WSATCC malam itu adalah Masa Remadja, Roman Ketiga, Windu & Defrina, Senja Menggila, Suburbia, Kisah dari Selatan Jakarta, Tam-Tam Buku, dan beberapa saya lupa judulnya. Pokoknya mereka tampil satu jam dan membahagiakan saya banget, mungkin penonton lain juga. Apalagi pas itu suasana Kota Malang lagi dingin-dingin asik habis hujan seharian.
Orang-orang bilang selera musik saya aneh, saya tidak peduli yang penting saya bahagia. Dan emang menurut saya, selama saya hidup, belum ada seniman yang lebih keren daripada White Shoes & The Couples Company ini. Musik mereka mengingatkan saya pada masa-masa kecil yang membahagiakan. Masa kecil saya tahun 90-an dan musik mereka tahun 60-70-an, jadi di mana korelasinya? Pokoknya nyenengin dan bikin bahagia deh. Entahlah itu yang saya rasakan. Kalau selama ini saya suka lagu-lagu karena liriknya atau cerita lagunya, WSATCC ini menyajikan sesuatu yang beda dan saya langsung jatuh hati. Musik mereka. cara mereka bermain musik. Saya bukan orang yang mengerti musik dan hanya bisa memberikan komentar subyektif. Tapi asli mereka idola saya.
Dan jika kebahagiaan itu adalah tujuan kita hidup, jadi jangan heran saya akan sering mendengarkan musik WSATCC. Saya tidak peduli dianggap aneh, mereka yang mengatakan itu mungkin belum tahu sesuatu yang berkualitas. Lagipula, saya justru nggak suka sesuatu yang banyak orang suka. Musik mereka menjadi salah satu kepingan kebahagiaan saya hidup di dunia, hehehe lebay sih tapi saya nggak bisa mengungkapkan dengan kata-kata yang lebih wajar lagi. Thank you, Erlyna, for wonderful night….. kalau nggak ada Erlyna, nggak ada yang menemani saya ke sana, mungkin saya nggak bisa ngerasa sebahagia malam itu. Hehehe. Oh iya, saya senang dengan hape saya saat ini, ini hape dikado Ibuk pas saya ulang tahun juli kemarin. Kameranya bagus banget, serius. Jadi, selalu dan selalu, saya berterima kasih dan bersyukur jadi anak Ibu saya.
Sayang sekali saya yang ceroboh ini seenaknya memencet Ctrl+A kemudian Del waktu mau membersihkan memori hape, nggak tahunya di sana ada folder foto-foto dan video dari kamera hape saya yang sekejap…. terhapus. Bukan rejeki kali, ya. yaahhh…. beberapa video dan foto WSATCC malam itu kehapus, hanya tersisa yang sempat saya posting di instagram aja dan bukan file asli. Huhuhu. Belum lagi, dokumentasi di lab yang saya lakukan beberapa bulan ini. hmmm.
Saya nggak jadi bosan hidup.
Ada harga yang harus dibayar. Berhubung saya koret, Tuhan meminta alat tukar yang lain. Bukti sejarah. Semudah Kontrol A kemudian Del.